TEMPO.CO, Jakarta - Minus sepekan dari hari kebebasannya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali menulis surat dari dalam penjara di Mako Brimob, Depok. Surat Ahok kali ini ditulis di atas dua lembar kertas, lebih panjang daripada yang sebelumnya.
Baca berita sebelumnya:
Surat Ahok ke Pendukung: Minta Dipanggil dengan Nama BTP
Staf pribadi Ahok, Natanael Omposunggu, telah membenarkan surat tertanggal 17 Januari 2019 itu. Foto dua lembar surat itu diunggah di media sosial milik mantan Gubernu Jakarta itu bersama foto sampul buku Revolusi Belum Selesai.
Staf Ahok lainnya Ririn bercerita bahwa surat terkini dititip Ahok melalui Ima Mahdiah, staf pribadi Ahok, yang menjadi caleg dalam pemilu tahun ini. Dalam surat sebelumnya, Ahok menitipkan dukungannya untuk Ima yang sedang bersaing menuju DPRD DKI.
Dalam suratnya yang terbaru, Ahok kembali mengingatkan kepada para pendukungnya untuk tidak golput dalam pemilu serentak tahun ini. Di bagian lain Ahok menyampaikan transformasi yang diklaim dialaminya selama menjalani hukuman penjara.
Seorang anak memegang poster saat aksi damai 505 untuk meminta hukuman maksimal kepada Gubernur DKI Jakarta Ahok di depan Mahkamah Agung, Jakarta, Indonesia, 5 Mei 2017. Poster berbunyi: Hukum penjara maksimal 5 tahun. REUTERS/Beawiharta
Baca:
Ahok Minta Pendukungnya Beri Suara untuk Caleg, Ini Isi Suratnya
Ahok menyampaikan terima kasih atas doa serta dukungan untuknya selama ini. Mantan Bupati Belitung itu juga meminta maaf kepada Ahokers, para PNS DKI, dan para pembenci untuk tutur kata, sikap, perbuatan yang sengaja maupun tidak sengaja menyakiti hati dan perasaan mereka.
Menutup suratnya, Ahok yang kini meminta disapa sebagai BTP mengutip pidato Presiden Soekarno tentang Pancasila. Berikut ini selengkapnya bunyi surat berisi tulisan tangan bertinta biru itu,